Dimasjid Darul Hujjaj Parupuk Tabing, Syafrizen Uraikan Hikma Perjalanan Sipritual Nabi Ibrahim

    Dimasjid Darul Hujjaj Parupuk Tabing, Syafrizen Uraikan Hikma Perjalanan  Sipritual Nabi Ibrahim

    Padang - - Pada ceramah Khatib Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H, Senin (17/6/2024) oleh H.Syafrizen SH, Datuk Rang Batuah dipaparkan Hikmah Perjalanan Spritual Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan Allah Swt.

    Hal itu jadi perhatian serius jamaah 
    di Masjid Darul Hujjaj Asrama Haji Embarkasi Padang, Parupuk Tabing. Saat ceramah Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam pada setiap bulan Zulhijah merupakan hari raya yang sangat identik dengan dua ibadah, yakni haji dan kurban.

    "Idul Adha, haji, dan kurban juga tak bisa dipisahkan dari kisah dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim beserta keluarga karena banyak peristiwa yang mewarnai kehidupannya diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban, ujar Syafrizen dipengantar ceramahnya.

    Selain itu, ia mengajak para jamaah menelusuri kembali kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh Nabi Ibrahim yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan kurban.

    "Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim sebagai Perjalanan Spritual mencari Tuhan, diharapkan kita mampu mengambil ibrah, hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani kehidupan ini, " katanya lagi.

    Mengutip surat Al-An'am 6: Ayat 74 dan 76, 77 dan 78 serta 79, ia menjelaskan pengujian keimanan  Nabi Ibrahim AS dalam meng-Esakan Allaah.

    Dari dasar surat Al-An'am,  ia mengawali kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Siti Hajar dari saat Allah menganugerahi mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama.

    Kelahiran putra yang diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah Swt untuk menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang. Kisah ini diabadikan dalam Al Quran surat Ibrahim ayat 37.

    Ketika tinggal di lembah itu, suatu hari Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Ismail. Ia pun mencari air ke sana-kemari sambil berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun haji, yakni Sa'i atau berlari-lari kecil antara kedua bukit tersebut.

    Di tengah kesusahan tersebut, Allah menurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat di bawah kaki Ismail, yang saat itu sedang menangis kehausan. Di tempat inilah keluar air penuh berkah yang sampai saat ini bisa terus dinikmati oleh umat Islam seluruh dunia bernama air zam-zam

    Cobaan keluarga Nabi Ibrahim tidak berhenti sampai di situ. Nabi berjuluk "Khalilullah" (kekasih Allah) ini mendapatkan perintah dari Allah Swt melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail.

    Perintah ini juga menjadi sebuah ujian keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah. Sebab sebelumnya, ia pernah mengeluarkan janji bahwa jika Allah menghendaki Ismail untuk dikurbankan, maka ia akan melakukannya.

    Perintah itu pun akhirnya benar-benar datang kepadanya. Awalnya, ketika bermimpi diperintahkan untuk menyembelih Ismail, Ibrahim merasa ragu. Ia pun melakukan perenungan apakah ini benar-benar perintah Allah. Peristiwa ini kemudian diabadikan dengan nama Tarwiyah yakni hari perenungan di mana  disunnahkan berpuasa pada tanggal 8 Zulhijah.

    Setelah perenungan ini, kemudian hilanglah keragu-raguan itu. Karena Nabi Ibrahim kembali bermimpi hal yang sama untuk menyembelih Ismail dan tahu jika itu adalah benar-benar perintah Allah Swt. Peristiwa ini yang kemudian diabadikan dengan nama hari Arafah yang berarti 'mengetahui' di mana  juga disunahkan berpuasa pada tanggal 9 Zulhijah.

    "Setelah Nabi Ibrahim tahu dan yakin perintah itu datang dari Allah, maka ia pun menyampaikan dan berdiskusi dengan Ismail. Dialog bersejarah antara ayah dan anak ini pun diabadikan dalam Al Quran surat As-Shaffat ayat 102.

    Hari itu pun datang ketika Ibrahim dengan keimanan dan ketakwaannya serta Ismail dengan keyakinannya akan melaksanakan prosesi penyembelihan.

    Pada waktu itu, setan juga terus membisikkan kepada Ibrahim, Ismail, dan juga Siti Hajar untuk tidak usah menjalankan perintah Allah ini. Namun, keyakinan mereka tidak goyah sedikit pun.

    Untuk mengusir setan yang mengganggu, Nabi Ibrahim pun melemparinya dengan batu yang kemudian peristiwa ini diabadikan dalam ritual ibadah haji, yakni melempar jumrah.

    Ketika detik-detik Ibrahim akan menyembelih Ismail, tiba-tiba Allah Swt berfirman dan memerintahkan Ibrahim berhenti tidak menyembelih Ismail. Firman ini termaktub dalam Al Quran surat As-Saffat ayat 107-110:

    Dari peristiwa inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Zulhijah. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa seseorang dilarang keras mengalirkan darah manusia.

    "Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita bisa banyak mengambil hikmah dan keteladanan. Dimulai dari keteladanan perjuangan hidup sampai dengan keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, " bebernya.

    Kisah-kisah Nabi Ibrahim, yang termaktub dalam Al Quran dan terwujud dalam bentuk ibadah seperti Sa'i, melempar jumrah, puasa tarwiyah dan Arafah, serta menyembelih hewan kurban ini harus semakin meningkatkan keyakinan dan keteguhan dalam beribadah. 

    "Dalam menjalankan ibadah haji dan kurban, kita membutuhkan keteguhan dan keyakinan yang kuat karena harus rela mengeluarkan harta yang kita miliki. Maka sebagai wujud syukur kepada Allaah swt barang siapa yg bersyukur akan nikmat Allaah maka akan ditambah nikmat itu, " tegasnya sembari mengajak jamaah untuk shalat berjamaah disetiap waktu. (**)

    Adi Kampai

    Adi Kampai

    Artikel Sebelumnya

    Masyarakat Harus Tahu Mamfaat dan Dampak...

    Artikel Berikutnya

    Tapian Kato: Kelarasan Bodi Caniago

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVny Nagari!
    Hendri Kampai: Revolusi Penulisan Rilis Berita dengan Bantuan Artificial Intelligence (AI)
    Pjs Wako Kembali Tegaskan ASN untuk Netral, Warga Jangan Terpancing Isu Negatif
    Keberhasilan Rusma Yul Anwar  Tekan Angka Kemiskinan Paling Rendah Sepanjang  Dua Periode Terakhir
    Heboh Gelar Doktor Honoris Causa dari Perguruan Tinggi Ilegal, Hendri Kampai: Prestise atau Prestasi Palsu?

    Ikuti Kami